ZIGI – Elon Musk naik sebagai CEO Twitter pada 27 Oktober 2022 usai membeli media sosial ini sebesar Rp682,5 Triliun. Menerima banyak kritikan atas kepemimpinannya, Elon Musk menyatakan mundur setelah hanya 2 bulan menjabat.
Pengunduran dirinya sebagai CEO Twitter dibarengi dengan beberapa syarat. Simak tiga fakta Elon Musk tak ingin lagi jadi CEO Twitter selengkapnya di bawah ini.
Baca juga: Elon Musk Dituntut Mangaka Rp15 Triliun Gara-gara Meme
1. Elon Musk Adakan Polling di Twitter

Pada Senin, 19 Desember 2022, Elon Musk mengadakan polling lewat Twitter. Hasil pemungutan suara tersebut akan menentukan masa depan Twitter.
”Apakah aku harus mundur sebagai CEO Twitter? Aku akan mengikuti hasil polling ini,” tulis sang miliarder, dikutip Zigi.id dari akun Twitter @elonmusk pada Rabu, 21 Desember 2022.
Polling tersebut hanya memberikan opsi ‘Yes’ dan ‘No’. Total ada lebih dari 17,5 juta voters yang terlibat. Cuitan tersebut mendapat lebih dari 500 ribu likes dan di-retweet hingga nyaris 270 ribu kali.
Hasilnya menunjukan ‘Yes’ menjadi pilihan terbanyak. Dari keseluruhan, voters ’Yes’ mencapai 57.5%, sedangkan ‘No’ mendapatkan 42.5%.
2. Elon Musk Putuskan Untuk Mundur Sebagai CEO Twitter

Dua hari setelah polling dilakukan, Elon pun mengumumkan keputusannya kepada publik. Ia sepakat untuk mundur dari posisi CEO Twitter mengikuti hasil yang ada.
”Aku akan mundur sebagai CEO secepat mungkin setelah aku menemukan orang yang cukup bodoh untuk mengambil posisi ini. Setelah itu, aku akan fokus menjalankan tugas bersama tim perangkat lunak dan sever,” cuitnya pada Rabu, 21 Desember 2022.
”Semoga beruntung para pemegang saham Tesla! (Nilai saham) turun sebesar 8% hari ini (karena pengunduran diri Elon Musk),” komentar salah satu netizen.
”Wow terima kasih Tuhan. Aku terlalu tua untuk mempelajari Post dan Mastadon (media sosial alternatif Twitter),” imbuh yang lain.
”Aku tidak tahu siapa yang cukup bodoh, tapi aku akan senang melihat Snoop Dogg berada di posisi tersebut,” kata warganet dengan bercanda.
3. Selama di Twitter, Elon Musk Keluarkan Kebijakan Kontroversial

Kebijakan pertama yang jadi bahan kritikan adalah Elon memecat sejumlah petinggi Twitter. Beberapa nama yang disingkirkana adalah Ned Segal (Chief Financial Officer), Parag Agrawal (Chief Executive Officer), Vijaya Gadde (Legal, Public Policy & Trust and Safety).
Kemudian salah satu orang terkaya di dunia ini juga melakukan PHK terhadap karyawan, memblokir akun miliki jurnalis dan aktivits, memblokir akun yang mengkritiknya, dan meminta pegawai tersisa untuk bekerja lebih banyak. Tak hanya itu, Elon juga menerapkan biaya untuk akun centang biru sebesar Rp125 per bulan hingga melarang cuitan berisi tautan ke media sosial lain.
Twitter belum mengumumkan sosok pengganti Elon Musk untuk posisi CEO. Sementara itu netizen menunjukan beragam reaksi dengan keputusan mundur tersebut. Ada warganet yang bersikap pro dan ada juga yang kontra terhadap sejumlah kebijakan Elon Musk.
Baca juga: Elon Musk Digugat Rp 3.819 Triliun Karena Skema Piramid Dogecoin
- Editor: Erika Rizqi Rachmani