ZIGI – Amanda Susanti, CEO dan Founder Sayurbox masuk daftar Forbes Under 30 pada kategori Industry, Manucfacturing & Energy 2019. Diketahui bahwa Sayurbox mengalami peningkatan permintaan saat PPKM berlangsung.
Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro yang diselenggarakan pada 3-20 Juli 2021, membuat aktivitas belanja online meningkat. Masyarakat mulai beralih belanja kebutuhan pokok melalui situs belanja online, seperti Sayurbox.
Dilansir dari Katadata, transaksi Sayurbox meningkat sejak kasus Covid-19 kembali naik, terutama saat penerapan PPKM. Chief Marketing Officer & Head of TaniHub Ritchie Goenawan mengatakan bahwa terjadinya peningkatan transaksi barang kebutuhan pokok saat PPKM diberlakukan.
"Sebagai perbandingan, pada saat ini dibandingkan puncak kasus Covid-19 tahun lalu, jumlah transaksi meningkat sampai dengan dua kali lipat," ujar Ritchie.
Sebagai toko online di bidang penjualan produk pangan, Sayurbox menjadi situs yang diandalkan masyarakat selama pemberlakukan PPKM. Penasaran bagaimana kisah Sayurbox didirikan? Yuk ikuti kisah perjuangan Amanda Susanti!
Terinspirasi dari kesulitan para petani

Sayurbox didirikan bersama dua mitra bisnis bernama Metha Trisnawati dan Rama Notowidigdo pada tahun 2016. Setelah menyelesaikan kuliahnya di Universitas Manchester, Amanda Susanti pulang ke Jakarta dan bekerja di sebuah perusahaan swasta. Setelah dua tahun bekerja, Amanda memutuskan untuk berhenti bekerja dan memulai pertanian sendiri.
Amanda mulai mengamati proses distribusi sayur mayur dari petani ke pasar. Saat itu, ia melihat berbagai masalah dan kesulitan yang dihadapi petani untuk mendistribusikan hasil panennya ke pasar. Tak mendapatkan akses langsung ke pasar, menjadi masalah klasik yang dialami para petani di seluruh negeri. Dari situlah, muncul ide untuk mendirikan Sayurbox.
Konsep penjualan menggunakan teknologi

Melihat adanya inefisiensi pada distribusi, Amanda menguraikan tantangan yang harus dihadapi saat mendirikan Sayurbox. Amanda melihat bahwa rantai pasok yang panjang menyebabkan harga produk semakin mahal. Meskipun produk semakin mahal, petani tidak merasakan manfaat ekonomi secara langsung.
Selain itu, kurangnya akses yang dapat membatasi petani untuk mengirim produk ke pelanggan yang tinggal di perkotaan pun menjadi salah satu hambatannya. Dengan melihat isu tersebut, Amanda menemukan cara untuk menjalankan bisnis pertanian dengan menggunakan teknologi.
Dengan memanfaatkan teknologi, petani mendapatkan akses yang lebih mudah untuk mengirimkan produk ke masyarakat perkotaan. Petani pun dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi. Pelanggan pun akan merasakan dampaknya, dimana memudahkan pelanggan untuk membeli produk segar secara praktis. Pelanggan akan mendapatkan produk dengan kualitas terbaik dengan harga yang terjangkau.
Mulai berjualan di media sosial

Sayurbox mulai memasarkan sayur organik melalui media sosial WhatsApp dan Instagram. Tampaknya debut Sayurbox di media sosial cukup sukses, walaupun dari segi segmen untuk sayur organik terbatas.
Permintaan produk pun semakin meningkat, sehingga Amanda memperluas bisnisnya dengan membuat situs khusus Sayurbox, serta aplikasi yang tersedia untuk smartphone. Produk yang dijual Amanda pun laris manis dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Tantangan yang dihadapi

Pada tahun 2017, Sayurbox sempat hampir tutup karena tidak dapat pendanaan. Namun, Amanda berhasil memutuskan untuk tidak menutup Sayurbox dengan tujuan memberikan keuntungan secara ekonomi kepada petani.
Saat mulai merambah ke dalam aplikasi, lagi-lagi Sayurbox harus menghadapi tantangan dimana para konsumen tidak puas dengan aplikasi yang disajikan. Para konsumen komplain karena aplikasi Sayurbox yang mengalami server down. Setelah menghadapi tantangan tentang aplikasi, Sayurbox mulai berkembang dengan menjual beragam produk segar seperti daging dan makanan.
Sayurbox semakin berkembang

Sayurbox semakin berkembang dengan membangun infrakstruktur logistik. Kini, Sayurbox bekerja sama dengan ratusan peternakan dan mitra petani lokal untuk melayani puluhan ribu pelanggan di sekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bandung.
Saat pandemi Covid-19, Sayurbox mengalami peningkatan konsumen. Secara tidak langsung, Sayurbox mendukung kebijakan pemerintah untuk mendorong masyarakat agar tetap melakukan aktivitas di rumah.
Dengan adanya Sayurbox, masalah yang dihadapi masyarakat untuk membeli kebutuhan pokok tanpa keluar rumah telah menemukan solusinya. Melalui aplikasi atau situs Sayurbox, konsumen dapat membeli kebutuhan pokok secara online. Setiap kurir Sayurbox, tetap mematuhi protokol kesehatan yang jelas yang dianjurkan WHO dan Kementrian Kesehatan.
Amanda masuk dalam daftar Forbes

Amanda Susanti adalah salah satu wanita, yang memimpin perusahaan teknologi yang dianggap memberikan dampak signifikan kepada masyarakat. Keberhasilannya dalam mengembangkan Sayurbox, membuat wanita kelahiran Jakarta, 22 Juni 1990 ini masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 kategori Industry, Manufacturing, & Energy 2019.
- Editor: Anabel Yevina