ZIGI – Gracia Paramitha dikenal sebagai pengamat G20 dan co-founder dari Indonesian Youth Diplomacy (IYD). Tahun ini, IYD dipercaya menjadi tuan rumah Youth 20 Indonesia.
Dalam agenda Youth 20 Indonesia, Gracia bersama IYD mendorong keterlibatan lebih anak muda dalam forum internasional tersebut. Kepedulian Gracia terhadap isu sosial, terutama isu lingkungan, dipupuk sejak kecil.
Selain aktif sebagai dosen Hubungan Internasional di kampus LSPR, Jakarta, perempuan yang akrab disapa Grace ini juga menjadi diplomat sejak umur 13 tahun. Yuk, kenalan lebih lanjut degan profil Gracia Paramitha!
1. Keluarga Gracia Paramitha

Gracia Pramitha dibesarkan dari keluarga akademik, kedua orangtuanya merupakan seorang dosen. Hal inilah yang membuat Gracia belajar soal konsep demokratis. Sejak kecil ia sudah dibiasakan untuk belajar menanam pohon, hingga kebiasaan ke kebun.
“Ayah saya profesor dan waktu kecil sudah dibiasakan nanam pohon, bisa dibilang daur hidup saya tidak bisa lepas dari isu lingkungan,” ujarnya dalam wawancara bersama Zigi.id di LSPR Jakarta belum lama ini.
Perempuan kelahiran 3 April 1989 adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Kebetulan ia adalah satu-satunya anak perempuan. Ketiganya memiliki hobi bermusik. Adik pertamanya bernama Christian Adi Jaya merupakan penyanyi rohani lulusan Hillsong Chruch di Sydney Australia.
Adik bungsunya bernamanya Jeremiah Kurniawan, berprofesi sebagai dokter militer yang bertugas di balai pengobatan TNI AL, Sorong, Papua.
“Bisa dibayangkan, akademisi, musisi, dokter, berbeda background tapi bisa dibilang yang menyatukan kita adalah musik,” lanjut Grace.
Saat wawancara, Gracia Paramitha membagikan suara merdunya menyanyikan theme song G20 berjudul Recover Together Recover Stronger yang aslinya dibawakan oleh Afgan.
2. Berawal dari Puteri Lingkungan Hidup Surabaya

Kegiatan organisasi Gracia dimulai sejak usia 13 tahun pada 2002, ia ikut dalam kegiatan LSM lokal bernama Tunas Hijau Club. Di LSM tersebut, ia belajar membuat kompos, hingga diberikan pemahaman tentang isu lingkungan. Dari organisasi ini ia mendapat gelar sebagai Puteri Lingkungan Hidup Surabaya untuk kategori anak-anak.
Tunas Hijau menjadi pintu masuk bagi Gracia meluaskan jejaring di tingkat internasional. Gracia kemudian menjadi Delegasi Anak Indonesia untuk Millenium Kids di International Children Conference di Perth, Australia pada Oktober hingga November 2002.
Sejak itu, ia kerap menjadi delagasi untuk beberapa perhelatan pemuda, seperti di Denmark (2009), Amerika (2010), Korea (2012), dan Jerman (2012).
- Editor: Erika Rizqi Rachmani
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 Oktober 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.