Tidak berhenti di situ, saat tahun 2013 perempuan satu ini untuk pertama kalinya berpidato tentang 4ECOs di TUNZA International Conference yang diselenggarakan oleh United Nations Environment Programme dari PBB. Kegiatan tersebut dihadiri 400 pemuda dari berbagai negara.
Pengalaman kerja pertama Gracia adalah di British Council (November 2010 hingga Juni 2011). Setelah lulus S1 di Universitas Airlangga, tokoh satu ini mendapat tawaran kerja di Kementerian Lingkungan Hidup, bagian kepala biro kerja sama luar negeri Kementerian Lingkungan Hidup selama 2011 hingga 2013.
Pada tahun 2012 awal, ia diminta menjadi bagian proyek dari United Nations Environment Programme (UNEP, PBB) sebagai salah satu penasihat muda. Bahkan Gracia pernah bekerja di markas besar UNEP di Kenya. Jadi sepanjang tahun 2011 hingga 2013, Gracia merangkap dua pekerjaan sekaligus.
3. Alasan Menjadi Dosen

Setelah lulus S2 di Universitas Indonesia jurusan Hubungan Internasional, perempuan 33 tahun ini memutuskan menjadi akademisi. Saat ini dirinya menjadi dosen di LSPR (London School of Public Relations) Jakarta sejak 2013 hingga sekarang. Selain dosen, Gracia juga menjadi Sekretaris di Center of Study ASEAN-PR.
Menurut pengakuannya, menjadi akademisi adalah cita-cita sejak kecil. Hal ini bermula dari kedua orangtuanya yang sering membawa Gracia yang berumur 5 tahun ke kampus.
“Memori itu melekat dan sampai memutuskan saya juga suka ngajar dan ke LSPR Jakarta menjadi dosen ternyata gak salah pilih atau menyesal karena senang,” tuturnya.
4. Menjadi Co-Founder Indonesia Youth Diplomacy (IYD)

Pemuda Indonesia pertama kali diundang sebagai delegasi konferensi G20 pada tahun 2010, bertepatan dengan Youth 20 didirikan. Saat itu IYD belum berdiri dan hanya ada 5 delegasi yang hadir.
Setahun kemudian, berdiri G20 Youth Indonesia Organize Committee. Organisasi inilah yang secara rutin menyeleksi delegasi pemuda untuk Youth 20. Gracia sendiri baru diundang sebagai delegasi pada tahun 2013. Saat itu Indonesia diundang dalam dua acara, Youth 20 dan Youth 8.
Pulang dari konferensi, Gracia berkumpul dengan alumni delegasi tahun sebelumnya. Para pemuda ini berpikir bahwa organisasi yang fokus hanya pada kegiatan G20 dan G8 terlalu sempit. Akhirnya dibentuklah Indonesian Youth Diplomacy pada 23 Desember 2013.
Organisasi ini memiliki visi besar untuk memberikan kesempatan generasi muda Indonesia tampil di kegiatan internasional. Akhirnya dari sini terbuka peluang bekerja sama dengan banyak lembaga internasional. Dengan begitu, menurut Gracia, ada banyak isu sosial yang bisa diangkat di tingkat global.
Selain program unggulan seleksi delegasi Y20, salah satu program yang dibuat oleh IYD adalah Meet with Diplomat. IYD memfasilitasi pemuda untuk berbincang dengan para diplomat melalui live streaming Instagram.
5. Biodata Gracia Paramitha

- Nama: Gracia Paramitha
- Tanggal lahir: 3 April 1989
- Usia: 33 tahun
- Instagram: @graciaparamitha
- Saudara: Christian Adi Jaya, Jeremiah Kurniawan
- Pekerjaan: Aktivis, dosen
- Pendidikan: Lulus 2011, S1 Hubungan Internasional, Universitas Airlangga, Surabaya. Gracia mengambil skripsi dengan tema diplomasi lingkungan. Lulus 2013, S2 Hubungan Internasional, Universitas Indonesia. Lulus 2020, S3 Ilmu Politik Lingkungan, Universitas of York, Inggris. Untuk gelar PhD, Gracia mengambil tema Kebijakan Perubahan Iklim Bilateral.
Nah, di atas adalah profil Gracia Paramitha, diplomat sekaligus co-founder dari Indonesian Youth Diplomacy. Tahun ini Indonesia menjadi Presidensi G20. IYD pun dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Youth 20, dengan empat topik yaitu Ketenagakerjaan Pemuda, Transformasi Digital, Planet Berkelanjutan dan Layak Huni, serta Keberagaman dan Inklusi.
Baca juga: Pendaftaran Volunteer Youth 20 Indonesia Batch 4, Begini Syaratnya
- Editor: Erika Rizqi Rachmani
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 Oktober 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.