ZIGI – TikTokers Richard Theodore tuai kritik usai mengetes kejujuran salah satu pedagang di Nusa Tenggara Timur (NTT). Bermula ketika pria yang disapa Rich ini ketinggalan ponsel di sebuah warung dan menanyakan kepada pedagang lokal.
Menyeret warga NTT, Richard ramai-ramai dihujat terkait tes kejujuran. Berikut awal mula Richard Theodore coba tes kejujuran ke pedagang di NTT. Simak yuk ulasan selengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: Dihujat, Ibnu Wardani Buka Suara Soal Tarif Taksi di Jepang Rp1,4 Juta
Richard Theodore Tes Kejujuran Pedangan NTT

TikTokers Richard Theodore tengah jadi sorotan karena tes kejujuran ke salah satu pedagang di NTT. Berawal ketika akun TikTok, @donnyrapu mengunggah sebuah video di mana Richard ketinggalan ponsel pribadinya di sebuah warung.
“(Ketinggalan HP) di warung. Oke kita tes kejujuran. Kalau enggak jujur, kita gebukin,” ujar Richard Theodore dikutip dari akun TikTok, @donnyrapu pada Rabu, 14 Juni 2023.
Dalam video itu, Richard Theodore sedang naik perahu untuk kembali ke warung, tempat ponselnya ketinggalan. Sementara Richard yang dikenal membuat kontan prank untuk mengetes kejujuran, menyeret provinsi NTT.
“Kita lihat orang NTT, jujur atau enggak. Oke, kita tes. Ini beneran nih, tes kejujuran nih,” imbuhnya.
Rupanya, Richard awalnya tidak mengetahui bahwa dirinya sedang divideo oleh salah satu rekannya. Richard mengaku tengah panik karena ponselnya ketinggalan di salah satu warung, tempat dia membeli mie cup.
Saat tiba di warung, Richard menanyakan ponselnya ke pemilik warung. Meski ponselnya dijaga oleh pemilik warung, Richard meragukan kejujuran bapak karena si pedagang warung tidak memanggilnya lantaran tahu bahwa ponsel milik Richard ketinggalan.
“Handphone saya mana? Oh ini hanphone. Kenapa enggak panggil kita? Katanya susah jauh mesti naik motor. Naik motor dari mana. Jadi bapak tadi tidak lulus (tes kejujuran),” ujar Richard Theodore.
Akibatnya, Richard Theodore ramai dihujat di media sosial. Bahkan secara khusus, warga NTT tidak terima dengan konten test kejujuran TikTokers tersebut.
“Richard Theodore ini jangan sampai orang NTT dapat dia. Orang sudah baik-baik dengan lu, tapi lu bikin hal sampai tuduh orang tua sana jelas karena keteledoran lu hanya untuk ‘tes kejujuran’. Ujung-ujungnya kasih uang, maksud lu apa?,” komentar netizen.
“Minimal ada rasa terima kasih lah bang. Bapaknya bukan niatan buat nyuri kok itu. Dilihat dari cara bapaknya emang dia tuh jujur,” tutur netizen lain.
Arie Kriting Sindir Richard Theodore

Komika Arie Kriting rupanya turut tersinggung dengan konten Richard Theodore yang test kejujuran kepada salah satu pedagang di NTT. Memiliki darah ketimuran, Arie bahkan ingin mengumpat lantaran sakit hati dengan yang diucapkan pria yang disapa Rich itu.
“Buat anak orang kaya yang pergi tes kejujuran di NTT, saya mau bilang kamu anji**. Tapi tidak enak karena saya ini orangnya sopan, Jadi enggak usah” ujar Arie Kriting dikutip Zigi.id dari akun TikTok-nya, @arie_kriting.
Merasa emosi, Arie Kriting mengkritik habis-habisan Richard sebab tidak ada hak untuk mengklaim bahwa orang NTT tidak jujur.
“Kamu ada hak apa untuk tes-tes orang punya kejujuran di sana dan kamu ada hak apa bilang seorang bapak di NTT itu tidak jujur, dia kasih kembali kau punya barang kok, cuma kau saja yang tidak tahu terima kasih,” imbuhnya.
Arie Kriting menyindiri agar konten test kejujuran diterapkan kepada ayahnya sendiri. Sebab uang yang dimiliki Rich berasal dari konten yang tidak baik.
“Daripada kau jauh-jauh ke sana sok-sok mau bakti sosial tapi kau injak-injak harga diri, mending kau pakai anggaran untuk tes kejujuran kau punya bapak sendiri,” tutur Arie Kriting.
Setelah namanya ramai di media sosial akibat konten tes kejujuran penjaga warung di NTT, akun Instagram Richard Theodore, @richardtheodoreofficial telah menghilang.
TikTokers Richard Theodore dikenal dengan kontennya mengetes kejujuran orang lain. Kali ini, Rich tuai kritik karena menuding pedagang di NTT telah berbohong. Hingga sekarang, Richard Theodore belum memberikan klarifikasi.
Baca Juga: 4 Fakta TikTokers Bima Yudho Kritik Lampung, Santai Meski Dipolisikan
- Editor: Jean Ayu Karna Asmara