ZIGI – Maudy Ayunda menjadi salah satu artis Indonesia yang berprestasi tidak hanya di dalam karier tetapi juga akademik. Tak tanggung-tanggung, pada 31 Maret 2022 ia dipercaya untuk menjadi juru bicara (jubir) pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia.
Dipilihnya pemilik nama asli Ayunda Faza Maudya awalnya menuai banyak pujian. Tetapi belakangan, kemampuan Maudy dalam bidang ekonomi-politik dipertanyakan sampai membuat namanya trending di Twitter hari ini, Senin, 18 April 2022.
Apa yang membuat ditetapkannya Maudy Ayunda sebagai jubir G20 banjir kritikan? Simak penjelasan berikut ini.
Baca Juga: Maudy Ayunda Bersemangat Jadi Juru Bicara Presidensi G20
Disorot Media Asing

Forum G20 yang tahun ini berlangsung di Indonesia tentu menjadi perhatian dunia internasional. Peran Maudy Ayunda sebagai jubir membuat media luar negeri mempertanyakan kapasitasnya dalam memahami isu ekonomi dan politik yang sedang berkembang.
Dilansir dari Bloomberg, Senin, 18 April 2022, pelantun lagu Perahu Kertas tersebut dinilai hanya mempunyai privilege sebagai generasi yang mempunyai popularitas. Padahal secara kemampuan, ia dinilai belum bisa memahami isu aktual yang cukup berat.
“Penunjukan simbolis ini merupakan bagian dari upaya meredam kritikan dari kaum muda terhadap isu-isu kritis, seperti pekerjaan dan pelayanan publik,” kata peneliti politik Badan Riset dan Inovasi Nasional, Wasisto Raharjo Jati.
“Penjangkauan pemerintah condong ke kaum muda perkotaan yang memiliki hak istimewa – jenis milenial yang sesuai dengan ide yang ingin mereka promosikan – sementara meninggalkan mayoritas yang berpenghasilan menengah ke bawah dan tinggal di daerah pedesaan,” sambungnya.
Senada dengan Wasisto, pengamat ekonomi Farhan Abdul Majiid melalui Twitter @famajiid juga mengkritisi Maudy Ayunda. Dia menganggap Maudy kurang wawasan dan pengalaman di bidang ekonomi dan politik.
"Don't get me wrong, I'm not against her. Saya cuma berpendapat, penunjukan dia di sini tidak tepat. Apalagi sekarang ada tantangan geopolitik global akibat perang Rusia-Ukraina yang melibatkan sesama negara anggota G20. Diperlukan juru bicara yang punya wawasan dan pengalaman di bidang ekonomi dan politik global," cuit Farhan Abdul Majiid.
- Editor: Hadi Mulyono
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 Oktober 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.